Kabar Pemalang - Selasa sore (22/8/2017), kami melakukan perjalan dari Pemalang (pusat kota) menuju ke Desa Kendalrejo. Kami melewati Pasar Petarukan kemudian melalui jalan utama menuju Desa Bulu yang kemudian diteruskan ke Bulak Randa (sebuah area antara Desa Bulu dan Desa Loning) yang di kanan dan kirinya berupa sawah.
Di salah satu tepi jalan, tepatnya di pertigaan jalur ke Desa Tegal Mlati dan Desa Bulu, ada satu penjaja minuman segar yang terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah yang konon katanya berasal dari tanah sunda, Es Cendol namanya. Mang Busra sang pemilik ternyata sudah berjualan enam tahun di sini.
Kami pun akhirnya mampir dan langsung memesan segelas es cendol. Mang Busra langsung melayani dengan membuatkan segelas es cendol. Ini bukan kali pertama kami berkunjung, dan tidak hanya kami, beberapa orang yang beli di sini merupakan pelanggan tetap Cendol Mang Busra.
Jika kalian melintas, mampirlah di sini. Segarnya segelas es cendol dapat dinikmati bersama semilirnya angin yang bertiup. Jika sedang musim tanam padi, hamparan permadani hijau akan menambah asyik menikmati es cendolnya. Harganya pun cukup terjangkau. Kalian cukup merogoh gocek sebesar Rp 5.000 sudah dapat menikmati segelas es cendol yang kami jamin kesegaran dan cita rasanya ini, wuenak mas.
Mang Busra menjajakan es cendol setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga pukul 5 sore, tergantung stok es cendol dan cuaca juga. Setiap harinya Mang Busra bisa menghabiskan kurang lebih 100 gelas. Selain berjualan di sini, Cendol Mang Busra yang terinspirasi oleh es cendol legendaris di Kota Kembang, Bandung, Es Cendol Elisabeth ini juga menerima pesanan baik acara nikahan atau acara lainnya. Jadi tunggu apalagi, segeralah ke sini. (Massol)
Di salah satu tepi jalan, tepatnya di pertigaan jalur ke Desa Tegal Mlati dan Desa Bulu, ada satu penjaja minuman segar yang terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah yang konon katanya berasal dari tanah sunda, Es Cendol namanya. Mang Busra sang pemilik ternyata sudah berjualan enam tahun di sini.
Kami pun akhirnya mampir dan langsung memesan segelas es cendol. Mang Busra langsung melayani dengan membuatkan segelas es cendol. Ini bukan kali pertama kami berkunjung, dan tidak hanya kami, beberapa orang yang beli di sini merupakan pelanggan tetap Cendol Mang Busra.
Jika kalian melintas, mampirlah di sini. Segarnya segelas es cendol dapat dinikmati bersama semilirnya angin yang bertiup. Jika sedang musim tanam padi, hamparan permadani hijau akan menambah asyik menikmati es cendolnya. Harganya pun cukup terjangkau. Kalian cukup merogoh gocek sebesar Rp 5.000 sudah dapat menikmati segelas es cendol yang kami jamin kesegaran dan cita rasanya ini, wuenak mas.
Mang Busra menjajakan es cendol setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga pukul 5 sore, tergantung stok es cendol dan cuaca juga. Setiap harinya Mang Busra bisa menghabiskan kurang lebih 100 gelas. Selain berjualan di sini, Cendol Mang Busra yang terinspirasi oleh es cendol legendaris di Kota Kembang, Bandung, Es Cendol Elisabeth ini juga menerima pesanan baik acara nikahan atau acara lainnya. Jadi tunggu apalagi, segeralah ke sini. (Massol)
0 comments
Post a Comment