Lagi, Pemalang Wakili Jateng di Parade Musik Tradisional



KABARPEMALANG – Setelah sukses mewakili Propinsi Jawa Tengah dalam event seni budaya tingkat nasional ‘Parade Tari Nusantara’ pada 18 – 19 Agustus lalu di TMII Jakarta, kali ini Kabupaten Pemalang kembali mendapatkan kehormatan untuk tampil dalam ‘Parade Musik Tradisional’ di tempat yang sama pada 21 - 22 September mendatang.
 
Tandiono, SH/Kasi Kebudayaan
Pada parade tari sebelumnya Duta Seni Pemalang menyajikan sebuah kreasi tari tradisional ‘Silakupang’ yang berhasil memukau ribuan penonton sepanjang penampilannya. Untuk parade musik tradisional nanti akan ditampilkan kreasi musik bertema ‘Kanca Tani’ garapan tim seniman musik yang didukung ‘Duo Iwan’. Yakni pemusik Iwan Hendianto dan dr. Iwan P Setiawan. Diharapkan kreasi seni musik ini juga mampu tampil berjatidiri sebagai duta seni dari Jawa Tengah.

Seperti disampaikan Kepala Disdikbud Pemalang melalui Kabid Kebudayaan, Tandiono, SH, kali ini Pemalang kembali ‘ketiban sampur’ untuk mewakili Jawa Tengah dalam sebuah event tingkat nasional, yaitu ‘Parade Musik Tradisional’ yang akan digelar pada tanggal 21-22 September.

“Ini merupakan kehormatan buat Pemalang setelah sebulan lalu sukses tampil dalam ‘Parade Tari Nusantara’ sebagai wakil Jawa Tengah,” jelas Tandiono di ruang kerjanya Selasa (12/9).

Lebih jauh dia menjelaskan, sesuai dengan tajuk kegiatan maka peralatan musik yang digunakan juga piranti musik tradisional. Seperti halnya gamelan, lesung, oprekan, dan yang lainnya. Sementara dengan tema sesuai kondisi Jawa Tengah yang agraris, para seniman yang tergabung dalam tim penggarap dituntut bekerja keras mengingat pendeknya waktu yang tersedia yang praktis hanya sepekan. Disamping keterlibatan ‘Duo Iwan’ tim penggarap juga didukung Kasi Kesenian Dwi Anggono, seniman Sunandar dan seniman karawitan Ki Suradi.

Dikatakan, sajian yang akan ditampilkan nanti menggambarkan sebuah proses budaya yang mengusung sebingkai filosofi. Para petani menggarap lahan, menanam bibit, merawat dan memupuk tanaman hingga pada akhirnya tiba saatnya memanen hasil jerih payahnya.

Pada dasarnya para petani senantiasa mendekatkan diri kepada Yang Maha Khaliq, Maha Pencipta melalui doa doa yang selalu dipanjatkannya. Dengan kerja keras memeras keringat, dengan keikhlasan dan kekhusyukan dalam memanjatkan doanya mereka menggenggam optiomisme, Tuhan akan mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan. Benih tanaman yang ditanam akan tumbuh subur dan kelak hasil panen melimpah. (Ruslan Nolowijoyo).

0 comments

Post a Comment