KABARPEMALANG – Warga Kelurahan Paduraksa, Kecamatan/Kabupaten Pemalang, mengancam akan memblokir jalan raya di depan pasar apabila pemerintah tidak memenuhi tuntutan yang diajukan seputar perbaikan ruas jalan, pembongkaran boulevard dan relokasi pedagang dari areal halaman pasar. Kesepakatan untuk melakukan tindakan yang tergolong ‘nekat’ itu terungkap dalam sebuah pertemuan di rumah salah seorang warga, Sabtu (21/10).
Warga berembuk soal tuntutan |
Dalam pertemuan warga yang mengatasnamakan ‘Persatuan Rakyat Paduraksa Cinta Padamu’ yang dihadiri sekitar 30 orang terdiri dari para pengurus RT dan RW itu terungkap kekesalan warga akibat pelaksanaan pembangunan dengan dampak buruk yang ditimbulkan. Yakni debu tebal akibat ceceran tanah urug yang diangkut dumptruk, kesemrawutan lalu lintas akibat keberadaan boulevard pembelah ruas jalan yang relatif sempit serta penyelesaian pembangunan Pasar Paduraksa. Warga menuntut segera direlokasi ratusan pedagang yang menempati areal halaman pasar untuk berkegiatan sehari-harinya.
Menurut warga, dengan kesemrawutan lalu lintas akibat sempitnya ruas jalan dan pemanfaatan sebagian bahu jalan untuk areal parkir di kawasan ini sering terjadi kecelakaan. Apalagi sering terjadi kendaraan menyeruduk beton boulevard akibat ketiadaan rambu yang jelas sehingga pengemudi tak kuasa menghindari.
Ancaman pemblokiran ruas jalan di depan pasar dinilai warga perlu dilakukan mengingat kesabaran yang sudah menipis bahkan tidak tersisa lagi. Ada 6 poin yang menjadi tuntutan warga. Yakni, Perbaikan jalan rusak berlubang sepanjang Jalan DI Panjaitan dari Bojongbata hingga Paduraksa. Pembongkaran boulevard lama di depan Pasar Paduraksa serta menunda pembangunan boulevard baru. Segera menyelesaikan pembangunan trotoar sepanjang jalan Paduraksa dengan melakukan pengurasan saluran air dibawahnya terlebih dulu. Penyelesaian pembangunan pasar segera dilaksanakan. Merelokasi ratusan pedagang yang semula ditempatklan di halaman pasar ke lokasi di belakang kompleks pasar.
Menurut warga, dengan menyampaikan tuntutan ini bukan berarti anti pembangunan. Namun sebaliknya justru mendukung proram pembangunan yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. Apabila tuntutan tidak segera dilaksanakan maka warga sepakat menggelar aksi blokade jalan depan Pasar Paduraksa dengan menggelar tikar. Mereka akan tiduran layaknya di rumah sendiri hingga tuntutan dipenuhi.
Menurut tokoh warga yang ikut hadir, Andi Rustono, kekesalan warga Paduraksa bisa dimaklumi atau memang cukup beralasan. Sebab diantaranya pembangunan yang dilaksanakan di Paduraksa tidak mengindahkan aspek lingkungan maupun sosial.
“Menurut kami pembangunan yang dilaksanakan tidak memenuhi aspek tersebut, warga kesal karena sering terjadi kecekaaan akibat ruas jalan menyempit karena ada boulevard ditambah lagi dengan lalu lalang kendaraan dumptruk mengangkut urugan jalan Tol, jadi semakin semrawut,” jelasnya.
Andi juga mengaku setuju kalau warga mengadu kepada pemimpin daerah, Bupati dan Kapolres. Bahkan tuntutan tertulis akan diikuti dengan mendatangi gedung DPRD dan warga akan menyuarakan aspirasinya untuk didengar para wakil rakyat.
“Nah, kalau tidak ada hasilnya warga akan memblokir ruas jalan raya depan pasar, menggelar tikar dan tiduran disitu,” pungkasnya.
Kepala Kelurahan Paduraksas Suryono, SE yang ditemui terpisah mengaku mermahami tuntutan warga. Dirinya prihatin karena yang terjadi memang seperti itu.
“Memang begitu yang terjadi, warga tidak mengada-ada,” katanya. (Ruslan Nolowijoyo).
0 comments
Post a Comment