Ka-Dispertan Suharto : Produk Unggulan




KABARPEMALANG – Meningkatnya produksi kopi di wilayah Kecamatan Pulosari tidak lepas dari keseriusan dan ketekunan warga atau para petani pembudidaya tanaman kopi selain peran pemerintah yang tak ada lelahnya melakukan pembinaan.
 
Suharto, Kepala Dinas Pertanian
Peningkatan produk kopi yang dimaksud tidak hanya dalam kisaran angka secara matematis. Akan tetapi juga menyangkut kualitas produk serta menejemen pengelolaan termasuk untuk penanganan pascapanen.

Untuk itulah pihak dinas (Dinas Pertanian – Red) menurunkan tim ke lapangan sebagai langkah konkretnya.

“Kami sudah mulai menerapkan pola pembibitan tanaman kopi dengan format sambung pucuk. Upaya ini dilakukan agar produksi kopi mengalami peningkatan,” jelas Kkepala Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, Suharto, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (12/10).

Menurut dia, dengan sambung pucuk produksi akan meningkat berlipat. Yang semula setiap pohon hanya berbuah 2 - 4 Kg setiap musim panen. Namun dengan sambung pucuk hasil panen mencapai 12 – 14 Kg setiap pohonnya.

Dengan cara sambung pucuk itulah petani mendapatkan nilai tambah yang nyata. Betapa tidak, pada mulanya hasil kopi tidak seberapa banyak sedangkan setelah menggunakan sambung pucuk hasilnya berlipatganda.

Dijelaskan Suharto, dari areal seluas 794 hektar  dua jenis tanaman kopi Robusta dan Arabika porsi luasannya hampir berimbang. Yakni 401 hektar Robusta dan 393 hektar Arabika. Keduanya cocok dibudidayakan di daerah pegunungan dengan ketinggian hingga 800 meter diatas permukaan laut (Dpl) untuk Robusta dan lebih dari 800 Dpl untuk jenis Arabika.

Dikatakan, langkah yang ditempuh untuk meningkatkan produksi kopi di wilayah Kecamatan Pulosari bukan tanpa dasar pertimbangan rasional. Produk kopi dari kawasan ini merupakan satu potensi yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan, untuk dilelola secara profesional. Karena itulah pihaknya merancang sebuah tampilan didepan umum sebagai pengenalan produk unggulan Pemalang.

Hasil panen kopi Pulosari, baik Robusta maupun Arabika, kata Suharo, mencapai 510 ton dengan nilai Rp  15, 300 Milyar. Dengan harga rata-rata OC Robusta RP 20.000,- hingga Rp 30.000,-- per Kg Robusta dan Rp 50.000,- hingga Rp 80.000,-- per Kg untuk Arabika, para petani mendapatkan hasil rata-rata Rp 20 juta setiap hektar. (Ruslan Nolowijoyo).

0 comments

Post a Comment