Sulitnya membujuk Aldi Saputro |
KABARPEMALANG.COM – Setelah bebas dari pemasungan yang membelenggunya bertahun-tahun, Aldi Saputro (10) kini mulai bisa bernafas lega. Bocah malang asal Desa Gombong Kecamatan Belik, kini harus mengikuti proses pembiasaan bersama guru dan pengasuhnya di SLBN 1 Pemalang.
Hal itu dimungkinkan mengingat bocah laki-laki dari keluarga kurang mampu itu sudah terbiasa dengan kondisi terikat rantai dan terkucil dalam kesehariannya. Kedua orang tuanya pasangan Susah (35) dan Suratni (40) pun akhirnya hanya bisa pasrah dan memahami tingginya kepedulian para petugas Dinas Sosial, pemerintahan desa maupun tetangga.
Pasangan buruh serabutan itu tinggal di lingkungan RT 01 RW 04 Desa Gombong, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang. Aldi Saputro merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Sejak masih balita Aldi sudah menunjukkan keanehan dan bersikap hiperaktif. Atas dasar rasa sayang sekaligus kekhawatiran sesuatu menimpa anaknya itu akhirnya Aldi diikat agar tidak meninggalkan rumah.
“Menurut keterangan orang tuanya Aldi Saputro sudah diikat sejak masih kecil,” ungkap Kabid Sosial Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (Dinsos KBPP) Joko Ngatmo, SE, MSi, di ruang kerjanya Senin (17/4).
Keberadaan Aldi sendiri, menurut Joko Ngatmo, sudah diketahui petugas sejak beberapa waktu lalu, namun setiap diupayakan untuk mengatasi oleh pemerintah desanya maupun petugas dari kecamatan dan kabupaten selalu mendapat penolakan orang tuanya. Tapi akhirnya upaya petugas pun berhasil, Aldi kemudian dibawa untuk diasuh di SLB, Kamis pekan lalu.
Ditambahkan, oleh Bagian Kesra beberapa tahun lalu, Aldi pernah dibawa ke RSJ Aminogondo Semarang. Namun hanya beberapa hari disana karena oleh kedua orangtuanya dibawa pulang paksa. Dan bocah reaktif itupun kembali diikat agar tidak meninggalkan rumah.
Joko Ngatmo mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada para tetangga dan pemerintahan Desa Gombong yang selama ini peduli terhadap keberadaan Aldi. Sekarang pihaknya tengah mencari orang tua asuh bagi Aldi Saputro yang telah berada di Panti Sosial Anak Berkebutuhan Khusus (PSABK) SLBN 1 Pemalang.
“Saat ini kami mencari orang tua asuh untuk Aldi, dan sudah ada beberapa orang yang menyanggupinya,” jelasnya seraya menyebutkan adanya kepedulian pihak Kwarcab Pramuka yang menyanggupi menjadi pendamping bocah malang itu.
Berkaitan dengan penmanganan kasus yang menimpa Aldi Saputro, Joko Ngatmo mengimbau kepada masyarakat agar tidak segan memberitahu petugas jika ada kasus serupa. Karena setiap ada laporan pihak Dinas Sosial senantiasa siap untuk menindaklanjuti.
Keberadaan Aldi Saputro saat ini dalam pengasuhan PSABK SLBN 1 di Jalan Dr Cipto, Sirandu. Aldi ditempatkan di sebuah kamar yang terawat rapi di asrama yang tersedia. Kepala SLBN 1 Dra Estu Hartati, melalui Waka Kurikulum Drs Darmono, mengatakan, pihak SLB memberikan perhatian penuh terhadap anak berkelainan tersebut.
“Saat ini anaknya sedang menjalani terapi yang ditangani langsung oleh Bu Dwi Lestari,” jelas Darmono di sekolahnya kemarin.
Untuk menemui Aldi, guna melihat dari dekat kondisi anak tersebut, pimpinan sekolah menugaskan Afan, SPd, salah seorang guru. Bocah itu menolak mentah-mentah ketika diajak bicara olehnya dan menunjukkan keinginannya keluar ruangan untuk bermain di halaman asrama. Aldi terlihat agresif, tidak mau diam barang sejenak untuk diambil gambarnya. Tak salah jika anak tersebut layak dikategorikan hiperaktif.
Darmono lebih lanjut mengatakan, Aldi adalah anak yang baik, pada dasarnya dia anak baik. Tapi keadaanlah yang memaksanya menjadi demikian, katanya sembari mengaku salut atas kesigapan pihak desa dan petugas Dinas Sosial.
Sebagai seorang anak, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Aldi harus mendapatkan hak-haknya sebagaimana anak lain pada umumnya. Diharapkan dengan memperoleh perawatan dan pengasuhan serta pembimbingan yang intens kedepan dia bisa kembali menjadi anak normal seperti anak seusianya.
“Harapan kita kedsepan keadaannya membaik dan dia bisa menyongsong hari depan seperti anak seusianya,” pungkas Darmono. (Ruslan Nolowijoyo).
0 comments
Post a Comment