KABARPEMALANG.ID – Ada yang agak berbeda dari biasanya, pelaksanaan Malam Tasyakuran HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-72 yang digelar warga lingkungan RW 01 Kelurahan Paduraksa, Kecamatan/Kabupaten Pemalang, Rabu malam (16/8) kemarin.
Yakni adanya sisipan ajakan agar warga mewaspadai korupsi sebagai suatu bahaya yang perlu disikapi bersama. Korupsi merupakan salah satu penghambat putaran roda pembangunan yang tengah dilaksanakan pemerintah bersama segenap rakyat. Sehingga perlu dijadikan musuh bersama karena korupsi telah mengotori nilai-nilai keluhuran perjuangan bangsa dalam upaya mewujudkan kemerdekaan.
Semua itu tersurat dalam Naskah Renungan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-72 yang dibacakan oleh Saeful, salah seorang pemuda setempat pada urutan acara ke 8.Siempunya naskah taklain dan tak bukan adalah Riswono, tokoh warga yang dikenal kritis serta ringan tangan dalam berbagai kegiatan untuk kepentingan lingkungannya.
Dia tidak bermaksud menyisipkan sesuatu yang nyeleneh pada acara malam itu. Akan tetapi apa salahnya apabila kalangan kawula muda di lingkungannya diajak untuk mengetahui betapa berbahayanya korupsi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.”Korupsi jelas sangat merusak sekaligus menghambat pembangunan bangsa kita, jadi layak kita jadikan musuh bersama,” jelas pensiunan Pemda Pemalang itu.
Dalam urutan acara ke sebelas, Riswono yang lebih 30 tahun menjadi pengurus RT/RW itu membacakan sambutan Bupati Pemalang, yang pada intinya mengajak masyarakat menghargai jasa para pejuang serta menghargai nilai perjuangan yang ditanamkan para pendahulu. Tanpa perjuangan yang dilandasi niat yang luhur sangat mustahil kemerdekaan bisa diraih bangsa kita.
Pada kesempatan itu Riswono menambahkan ihwal perkembangan yang ada di lingkungan RW menyangkut pelaksanaan pembangunan yang didukung swadaya murni warga. Diantaranya pembangunan pagar keliling gedung PAUD dan pembuatan rabat beton halamannya.l Pembuatan saluran air atau drainase, pemavingan jalan setapak atau gang, perbaikan pos kamling dan kegiatan lainnya.
Menurut Kertua RW 1 Paduraksa itu, semangat kebersamaan dan kegotongroyongan warga yang telah terbina sejak puluhan tahun itu hendaknya tetap dilestarikan dan generasi muda sudah sepantasnya mengikuti jejak para orang tua. Semangat tersebut dikonkretkan melalui sebuah ritus potong tumpeng yang diserahkan kepada Anton, perwakilan kaum muda.
Inti dari rangkaian acara Malam Tasyakuran tidak lain melestarikan semangat juang para pahlawan pejuang yang telah berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan bangsanya. Sehingga acara wungon selain diisi dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta, pembacaan Teks Pancasila, menyanyikan Lagu Perjuangan, diawali dengan zikir dan tahlil yang dipimpin ulama setempat. (Ruslan Nolowijoyo)
0 comments
Post a Comment